Contoh Laporan Hasil Penelitian (Tugas)

Kali ini admin postingkan contoh laporan hasil penelitian silahkan simak dibawah ini.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Adapun latar belakang penelitian ini adalah :kami ingin mengungkap peristiwa di ungsikannya Soekarno selama 12 hari di tanah karo,Di sisi lain juga masalah ini terkait dengan Agresi militer Indonesia ke-II,serta ingin melihat juga kehidupannya selama di ungsikan di tanah karo dan dengan siapa saja bung karno di ungsikan.Dan apa penyebab Soekarno di ungsikan di wilayah tersebut.Dan hal-hal apa saja yang menybabkan Belanda mengungsikannya selama 12 hari.Dalam makalah ini juga ingin kami ungkapkan kepada rekan-rekan mahasisiwa tentang bagaimana tempat bersejarah yang kami teliti dan apa makna dari penelitian kali ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah”Tempat pengungsian Soekarno”yang akan kami tuangkan ke makalah ini adalah:
Ø Penyebab Indonesia belum diakui oleh negara luar diakhir tahun 1948,yang terkait agresi militer Indonesia ke-II
Ø Sebab Soekarno di ungsikan ke wilayah tanah Karo,dan mengapa hanya 12 hari
Ø Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia di akhir tahun 1948.
Ø Pesan Nasionalisme apa yang akan di sampaikan dari hasil penelitian dan dari tempat bersejarah kali ini.
Ø Sulitnya masyarakat untuk mengetahui tempat bersejarah,seperti pengungsian Soekarno ini.
Ø Apakah tempat pengungsian ini masih di tangani pemerintah daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah ingin mendapatkan data secara empiris tentang masalah yang berkaitan dengan agresi militer Indonesia ke-II.dan yang terkait dengan peristiwa-peristiwa di penghujung tahun 1948.Dan apa tujuan di ungsikan Soekarno di wilayah tanah karo.Juga rencana-rencana apa saja yang di susun Soekarno dan teman-temannya ketika di dalam pengungsian untuk Indonesia ketika nanti terbebas dari sekapan Belanda.

1.4 Metode Penelitian

Penelitian ini kami menggunakan metode,antara lain:
Ø Turun langsung ke lokasi tempat bersejarah yaitu
“tempat pengungsian Soekarno”
Ø Melakukan wawancara langsung kepada salah satu
narasumber yang menangani pengungsian Soekarno.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Hari/Tgl :Sabtu/1 November 2008
Lokasi :Desa Bukit Kubu Brastagi,
Sumatra Utara.
Waktu Penelitian :Di luar jam kuliah


BAB II

TINJAUAN MASALAH


Adapun tinjauan masalah yang akan dituangkan dalam makalah ini adalah kami ingin mendalami masalah di ungsikannya Soekarno ke wilayah Bukit Kubu,dan masih adanya campur tangan Belanda di Indonesia dengan kemerdekaan Indonesia.Dan terkait dengan Agresi Militer Indonesia ke-II.

Dan bagaimanakah rasa Nasionalisme rekan-rekan mahasisiwa dengan penelitian kali ini,ketika para pejuang dan juga bung karno ingin mempertahankan kemerdekaan Indonesia.Dan sejauh mana upaya-upaya bung karno selama di pengungsian.


BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang kami lihat sesuai dengan hasil analisis kami yaitu:
Ø Dari penelitian ini kami memperoleh informasi bahwa Bung Karno di ungsikan ke tanah Karo ini di sebabkan karena agar masyarakat Indonesia tidak mengetahui keberadaan bung karno ketika ingin memploklamirkankan kemerdekaannya yang kedua kali kepada negara luar.
Ø Wilayah pengungsian ini tidak ada kaitannya dengan di ungsikannya Soekarno.Hanya saja alasan tentara Belanda Mengungsikannya ke Wilayah tersebut karena wilayah ini sangat jauh dari keramaian.Yang pada saat itu wilayah ini hanya berupa rumah tentara Belanda yang berada di tengah-tengah hutan.
Ø Sangat tidak pedulinya masyarakat dengan tempat-tempat sejarah seperti tempat pengungsian Soekarno.

PEMBAHASAN

Pembahasan yang akan kami tuangkan di makalah ini terkait dengan agresi militer Indonesi ke-II yaitu:
Bulan-bulan terakhir tahun 1948 adalah saat terberat dalam perjuangan kemerdekaaan Republik Indonesia.Bukan saja karena Republik yang masih usia balita itu harus mengahadapi musuh di depan Belanda tetapi juga di tusuk dari belakang oleh anak bangsa sendiri,yaitu kelompok komunis (PKI) pimpinan Muso yang mendalangi peristiwa (kudeta) Madin pada pertengahan September 1948.Klimaksnya ialah terjadinya serangan (agresi) militer Belanda kedua pada 19 Desember 1948.Akibatnya nyaris fatal.Ibukota Republik,Yogyakarta diduduki Belanda,Presiden Soekarno dan wakil presiden Mohamad Hatta beserta sejumlah materi yang berada di Ibu kota di tangkap.Sejak itu Belanda menganggap Republik sudah tamat riwayatnya. Akan tetapi, kemenangan
militernya itu hanya bersifat sementara.Walaupun Ibu kota Yogya jatuh ke tangan Belanda dan presiden Soekarno serta wakil presiden Hatta dengan sejumlah menteri dapat ditawannya,nyatanya Republik tidak pernah bubar seperti yang di bayangkan Belanda.Suatu Titik balik yang tak terduga oleh Belanda datang secara hampir serentak dari dua jurusan.Pertama,dari Yogya dan kedua dari Bukit Tinggi di Sumatera.Beberapa jam sebelum kejatuhan Yogya,sebuah sidang darurat kabinet berhasil mengambil keputusan historis yang amat penting :Presiden dan wakil presiden memberikan mandat (dalam sumber “menguasakan”)kepada Mr Sjafruddin prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat RI di Sumatera.Jika ikhtiar ini gagal,mandat diserakan kepada Dr Soedarsono,Mr Maramis dan Palar untuk membentuk exile-govermnet di new Delhi,India.Surat mandat tersebut kabarnya tidak sempat “di kawatkan “ karena hubungan telekomunikasi keburu jatuh ketangan Belanda.Namun,naskahnya dalam bentukan ketikan sempat beredar di kalangan orang Republiken.Kedua,sewaktu mengetahui ( Via radio ) bahwa Yogya diserang,Mr sjafrudin prawiranegara (waktu itu Menteri kemakmuran )yang sedang bertugas di Sumatera,segera mengumumkan berdirinya pemerintah darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi.Tindakannya itu mulanya bukan berdasarkan pada mandat yang dikirimkan Yogya,melainkan atas inisiatif ”spontan “,sjafrudin dengan pemimpin setempat,PDRI pada gilirannya dapat berperan sebagai “pemerintah alternatif” bagi Republik yang tengah menghadapi “koma”.
Sebagaimana terbukti kemudian,selama delapan bulan keberadaannya (Desember 1948-Juli 1949),PDRI di bawah kepemimpinan Sjafrudin di Sumatera mampu memainkan peran penting sebagai pust gravitasi baru dalam mempersatukan kembali kekuatan Republik yang bercerai-berai di Jawa dan Sumatera.Bahkan,tidak kurang dari panglima Soedirman sendiri,yang kecewa dengan menyerahnya Soekano-Hatta kepada Belanda,menyatakan kesetiannya kepada PDRI dan siap memimpin perjuangan dengan bergrilya di hutan-hutan belantara dalam keadaan sakit parah sekalipun.
Sementara itu,kontak-kontak PDRI via India ke dunia Internasional membuat kemenangan yang terlalu banyak makan korban, suatu kemenangan sia-sia karena sukses militer yang dicapainya harus ditarik kembali.
Hanya dalam tempo tiga hari setelah kejatuhan yogya,tepatnya tanggal 22-23 Desember,dewan keaamanan PBB buru-buru mengadakan sidangnya.Semua negara,kecuali Belgia mengecam keras tindakan Belanda di Indonesia.Pihak Belanda benar-benar dibuat sebagai “pesakitan”yang kehilangan muka di panggung pengadilan dunia.
Resolusi DK-PBB ,kemudian juga diperkuat dengan konferensi Asia di New Delhi kurang satu bulan kemudian,yang menuntut pembebasan segera para pemimpin Republik yang di tangkap,begitu juga pengembalian ibu kota Yogya dan pembentukan Pemerintahan Indonesia yang demokratis tanpa campur tangan Belanda.Dalam perundingan-perundingan selanjutnya negara bekas penjajah itu tidak bisa lagi mengelak dari campur tangan internasional.Sejak itu,kebohongan –kebohonagn yang direkayasa Belanda lewat manipulasi informasi untuk mempengaruhi opini dunia semakin kelihatan belangnya sehingga membuat posisinya semakin terpojok,baik di Indonesia maupun di mata dunia.
Tulisan ini ingin mendiskusikan sekedarnya tentang posisi Soekarno di masa PDRI ,yang selama ini terkesan ingin dilupakan,baik oleh dirinya sendiri maupun oleh sejumlah penulis biografinya,dan bahkan juga dalam wacana sejarah bangsa umumnya.Apakah di lema sejarah yang dihadapinya dalam kerangka perjuangan diplomasi dan/waktu militer pada masa itu?Apa sebenarnya yang terjadi dalam diri Soekarno sehingga peranannyadalm masa-masa krisis waktu itu seakan-akan tengelam sebagai kawasan terra incognita yang belum banyak di sentuh selama ini?
Telah berpuluh-puluh tahun “Bapak Bangsa”(the founding fathers)jika yang dimaksud dengan itu ialah semua tokoh yang ikut merumuskan konstitusi-berjuang mendirikan sebuah nation- state,negara bangsa yang akhirnya di proklamasikan 17 Agustus1945 itu:Republik Indonesia atau yang sering di singkat Republik saja.Dalam usianya yang masih bayi itu,Republikyang dimerdekakan dengan revolusi itu terpaksa harus menghadapi cobaan yang bertubi-tubi.Namun,belum pernah terjadi sebelumnya dan juga tidak sesudahnya,kecuali hanya pada masa agresi kedua,ketika sebuah ibu kota negara jatuh ketangan musuh,presiden dan wakil presidennya beserta sejumlah

menteri di tangkap Belanda.Juga belum pernah terjadi sebelumnya,kecuali pada masa ini,simpati dan dukungan dunia Internasional terhadap Indonesia demikian intensnya.Diatas segala-galanya nasib Republik pada akhirnya haruslah ditentukan oleh pemimimpin dan bangsanya sendiri.
Pada bulan-bulan terakhir 1948,Bung Karno sangat sibuk mengadakan perjalanan dan menyampaikan pidato-pidato politiknya yang gegap gempita,guna mengangkat moral perjuangan yang semakin merosot karena di tusuk dari muka dan belakang.Di depan ada Belanda,yang setelah perjanjian Renville (Januari 1948) terus menerus menggembosi dukungan republik dengan mendirikan negara-negara federal versi Van-mook.Waktu itu hampir semua wilayah Indonesia sudah berada di bawah pengaruhnya belanda dengan berdirinya negara federal ciptaan van-mook disana,kecuali di tiga daerah:Yogyakarta,Sumatera Barat,dan Aceh,dimana negara federal tidak mendapat tempat karena kesetiaan kepada republiksudah merupakan harga mati yang tak bisa di tawar-tawar.Sebuah pesan Radio dari Presiden Soekarno meminta ketegasan pada rakyat untuk memilih pemerintahan yang sah atau Muso.
Para pemimpin Republik yang ditawan Belanda selepas pendudukan Yogya,diasingkan pada dua tempat yang berbeda.Tiga orang pemimpin besar Indonesia:Soekarno,Haji Agus Salim dan sultan Sjahrir ditawan di Brastagi Sumatera Utara,kemudian dipindahkan ke Prapat.Selebihnya,termasuk Hatta,di deportasi ke Bangka.Diantara tokoh yang di tawan di Brastagi,Haji Agus Salimadalah yang paling tua,teapi paling singkat masa penahannya.Di zaman Belanda dia tak pernah masuk penjara,kecuali sebentar di zaman Jepang.Karena penahanan itu dianggap kekhilafan belaka kemudian di bebaskan dengan “permintaaan maaf”dari pembesar Jepang.Tetapi,kejadian serupa juga dapat di temukan dalam setiap zaman sejarah Indonesia merdeka,bahkan juga dalam periode belakangan.akan tetapi,Soekarno dan Sjahrir sama-sama pernah mengalami hidup dalam penjara Belanda dalam waktu yang lama.
Apapun namanya, hukuman yang diterima Bung Karno dan Sjahrir amat mempengaruhi perjalanan hidupnya,dan dengan demikian juga sejarah bangsanya.Keduanya juga pernah ditahan diakhir hayatnya. Sjahrir di tahan

Oleh Soekarno dan tidak sempat menikmati pembebasan karena dalam masa tahanan ia meninggal dunia di tempat pengobatannya di Zurich.Soekarno di tahan oleh Soeharto dan sampai meninggalnya,ia tak pernah mengalami pembebasan.Namun,belum pernah terjadi sebelumnya Sjahrir dan Soekarno hidup begitu dekat kecuali pada masa ini.Mereka tinggal bertiga dengan Hjai Agus Salim dalam satu kamar.Sjahrir pendiam dan suka marah kalau ketengannya merasa terusik,sementara Soekarno adalah pribadi yang ceria suka” membunuh “waktunya denan menyanyi atau apa saja yang disukainya ketika mereka di perbolehkan pengawal memesan kebutuhan yang diperlukan,Sjahrir minta di bawakan buku-bukunya,tetapi juga Soekarno minta di bawakan kemeja”arrow”.sekali waktu bung karno pernah mengatakan,”saya tak keberatan menjadi tawanan belanda karena ada tujuh cermin di kamar saya....”Sjahrir di buat jengkel dengan sikap-sikap bung karno yang di anggapnya a bloody old fool atau dengan umpatan yang serapahyang tak mengenakan.Tetapi,inilah klimaksnya.
Dalam kasus lain,sewaktu PM Belanda Willem Dress datang ke Indonesi,Sjahrir diminta datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Drees.Sjahrir bersedia datang ke Jakarta,tetapi ia tidak kembali ke Prapat karena sudah di bebaskan Belanda,dengan maksud untuk memanfaatkannya sebagai”perantara”dalam rencana perundingan belanda Roemroejen.Kejadian ini membuat bung karno tambah marah.”Mengapa ia tidak kembali kesini”(prapat).”Kalau begitu ia tidak setia,”sambungnya lagi seperti di ceritakannya kepada Haji Agus Salim sepeninggalan Sjahrir,di prapat hanya tinggal dua tawanan,bung karno dan HA Salim.Sejak Februari 1949,keduanya di gabungkan dengan tawanan Republik di manumbing,Bangka.Tetapi,karena bung karno tidak tahan hawa dingin,ia minta di pindahkan ke mentok,yang berhawa panas.Karena beliau tidak mau tinggal disana sendirian,maka di tunjuk beberapa orang untuk menemani bung karno disana.Anatara lain H Agus salim,Mr Moh Roem, dan Ali Sastro Amidjojo.Sejak itu tawanan jadi dua kelompok:kelompok manumbing dibawah pimpinan bung Hatta dan kelompok Mentok di bawah pimpinan bung karno.Pada detik-detik terakhir yang menegangkan sebelum pemimpin puncak republik di tawan Belanda,Hatta masih sempat mendiktekan pidato singkatnya untuk di edarkan keseluruh

wilayah republik.Maka,pada masa perjuangan kemerdekaan,khususnya era PDRI,teori politik klasik kolonial tak berlaku lagi,yang selalu percaya bahwa jika raja atau pemimpin di tawan atau di bujuk,semua akan beres bisa ditundukkan.Nyatanya tidak demikian,dan Belanda sempat dibuat shock karena kemenangan yang sia-sia.
Sesungguhnya inilah periode di mana proses integrasi nasional menunjukkan hasil,ketika rakyat tidak lagi sekedar pelengkap penderita,melainkan tokoh sentral di panggung sejarah bangsa.Baik PDRI maupun militer tidak bisa hidup kalau bukan di subsidi nasibnya oleh rakyat,tetapi mengapa sekarang semuanya seakan-akan dilupakan.


BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan pembahasan penelitian maka dapat di simpulkan:bahwa rata-rata hasil yang di dapat lebih maksimal datanya yang di peroleh dari hasil wawancara atau turun langsung kelapangan.
Disisi lain juga kesimpulannya adalah dapat di peroleh bahwa penelitian kali ini memberikan pesan kepada kita semua bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

SARAN

1.Kami berharap penelitian kali ini bermanfaat bagi semua orang.
2.Dalam tugas-tugas berikutnya kami berharap sekali di lapangan ada
panduan dosen pembimbing agar kami tidak kesulitan dalam mem-
peroleh data.
3.Kami berharap juga adanya saran bagi para pembaca untuk kami
kedepannya.

Demikianlah yang saya bagikan mengenai laporan hasil penelitian semoga bermanfaat.